Mencegah
Pelecehan Emosional
Tindakan pelecehan tentunya akan membuat Anda sakit hati, dan merasa kurang dihargai, tetapi sebaiknya Anda jangan langsung berprasangka buruk demi menghindari dampak negative yang justru dapat merugikan diri Anda sendiri.
“K |
amu bisa apa sih ? sudah lama bekerja tapi penghasilanmu masih tetap tidak mencukupi, hanya untuk makan saja. Apalagi yang bisa diharapkan darimu?” lain hari akan keluar kata-kata “kamu tidak bisa dipercaya, mengurus rumah tangga saja tidak becus. Apa yang kamu kerjakan di rumah?” kata- kata tadi kelihatannya sederhana saja, namun ketika diucapkan akan terasa berbeda di telinga. Kata-kata tersebut ibarat anak panah yang dihujamkan tepat mengenai dada. Harga diri orang yang menerima kata-kata tersebut dapat hancur lebur, bahkan dianggap sebagai pelecehan atau penghinaan, yang akibat jangka panjangnya dapat membuat trauma. Karena itu, sangat disayangkan bila pelaku pelecehan ini adalah pasangan Anda sendiri.
Terlepas apakah pelecehan tersebut sengaja atau tidak, tapi yang jelas, hal ini akan menimbulkan dampak negatif bagi Anda. Karena tidak ada seorangpun di dunia ini yang rela dihina, apalagi bila hal itu dilakukan oleh seseorang yang Anda kasihi. Terkadang Anda tidak menerima begitu sajaperlakuan itu, terlebih bila dibalik perilaku itu terjadi ternyata mendapat campur tangan pihak ke tiga, seperti : mertua, saudara, atau teman
Dalam menyikapi hal seperti ini, seringkali Anda lepas kendali karena emosilah yang mencuat ke permukaan. Tak jarang malah menimbulkan konflik dan pertengkaran dalam rumah tangga. Relasi Anda dengannya akan memburuk akibat adanya ketegangan dan berkurangnya komunikasi, bahkan respek Anda pada pasangan sedikit demi sedikit akan berkurang. Ujung-ujungnya hal ini dapat mengancam kelangsungan biduk rumah tangga yang tengah Anda armadai bersama.
Hal yang harus diingat, pelecehan secara emosional dapat memberikan efek psikologis yang kurang menguntungkan untuk jangka waktu yang panjang, terlebih lagi bila terjadi berulang ulang. Bila anda menyadari akan bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh pelecehan emosional, terutama dalam keluarga yang terutama dilakukan oleh pasangan, maka and memerlukan suatu cara untuk mengatasi maupen mengantisipasinya.
Kenali Faktor Penyebabnya
Bila dicermati lebih seksama, factor pemicu seseorang kerap melakukan pelecehan emosional pada pasangannya, antara lain karena pengaruh :
1.Kelelahan dan beban pekerjaa
Sehabis bekerja seharian diluar rumah, apalagi dengan setumpuk beban pekerjaan yang seolah tidak pernah ada habisnya, tentu dapat menguras energi atau pemikiran pasngan sehingga menurunkan kemampuan psikisnya. Penurunan itu dapat menjadikan seseorang menjadi sangat sensitive dan tidak rasional. Kelelahan pshikis dan dan fisik dapat membuat pasangan menjadi mudah tersinggung atau terhadap sesuatu yang tidak sesuai dengan harapannya. Tanpa disadari kejengkelannya terlampiaskan kepada anda.
2. Buruknya Komunikasi
3. Ungkapan Perasaan Kecewa
Pelecehan emosional bisa juga terjadi saat pasangan sedng merasa kecewa pada anda. Mungkin dia terlalu banyak tuntutan sehingga anda tidak sanggup memenuhi harapannya. Akibatnya, rasa kecewa ini tersalurkan dalam bentuk pelecehan dalam bentuk perasaan anda. Kekurangan kecil atau masalah sepele dapat dijadikan alas an untuk menyakiti anda, Sementara dilain pihak, pasangan kurang memperhatikan dan menghargai usaha keras yang telah anda lakuka.
1. Reaksi Rasa Cemburu
Satu hal lagi yang dapat menjadi factor pemicu munculnya pelecehan emosional yaitu dorongan rasa cemburuyang terjadi akibat perbedaan pendapat, persaingan karier atau kesenjangan penghasilan antara suami istri. Perbedaan ini dapat membuat pasangan bersikap ekstrem, akbibat dirinya merasa tersaingi dan takut kehilangan peran sebagi kepala rumah tangga.
Cara Mengatasi & Antisipasi
Nah…berdasarkan uraian di atas kini Anda sudah cukup memahami factor apa saja yang melatarnalakangi terjadinya pelecehan emosional dalam rumah tangga. Untuk itu Anda juga perlu melakukan pendekatan secara tepat dan efektif untuk mengatasi permsalahan tersebut di atas antara lain :
- Hindari sikap emosional
Jika anda mengalami perbuatan yang tidak menyenangkan, seperti ini, jangan langsung terpancing emosi. Anda harus lebih bijaksana dan bersedia untuk menahan diri dan menggunakan akal sehat. Sifat yang sama-sama keras dan tinggi akan membawa dampak yang kurang menguntungkan bagi hubungan anda. Sebaiknya Anda mencari tahu apa yang menjadi penyebab pasangan melakukan hal tersebut dan berusaha memahami prilakunya. Anda akan dituntut untuk memahami kebiasaan, watak, sifat, dan perubahan prilaku pasangan. Anda harus tahu betul kapan dia serius dan kapan bermaksud bercanda. Untuk itu, janganlah bosan mempelajari tingkah laku pasangan tercinta anda.
- Sediakan waktu untuk saling berdiskusi
Untuk menjembatani perbedaan dalam relasi suami isteri, Anda diharapkan pandai mengatur waktu yang tepat untuk berbicara dari hati ke hati dengan pasangan. Jika waktu tersebut telah didapatkan, pergunakan untuk saling berbagi beban dan mengungkapkan ganjalan hati masing-masing serta mencari jalan keluar terbaik darimasalahan tersebut. Ingat saja, tidak satupun perkawinan yang terbebas dari perbedaan, yang terpenting Anda secara bijaksana dapat mengatasi perbedaan tersebut dengan baik.
- Memberi perhatian secara personal
Perhatian pribadi ini dapat Anda kembangkan dengan meningkatkan kepekaan dan kepedulian Anda dalam merespon segala kebutuhan, kepentingan, perasaan, dan harapan pasangan. Dengan begitu, dia akan merasa dirinya lebih diperhatikan, dihargai dan dianggap penting. Akibat positifnya, pasangan akan lebih berfikiran rasional sebelum bertindak dan berbuat sesuatu kepada anda.
- Kembangkan keahlian tertentu
Kalau anda merasa kurang dihargai karena tidak berpenghasilan, maka ada baiknya Anda mulai mengembangkan diri dengan meningkatkan kepekaan dan terus mengali potensi yang ada dalam diri Anda, yang mungkin saja belum Anda ketahui. Percayalah sebenarnya setiap orang memiliki potensi masing-masing. Dan yang terakhir, ingatlah slogan, “tidak ada kata terlambat untuk belajar”.