Rabu, 18 Februari 2009

Mencegah

Pelecehan Emosional

Tindakan pelecehan tentunya akan membuat Anda sakit hati, dan merasa kurang dihargai, tetapi sebaiknya Anda jangan langsung  berprasangka buruk demi menghindari dampak negative yang justru dapat merugikan diri Anda sendiri.

“K

amu bisa apa sih ? sudah lama bekerja tapi penghasilanmu masih tetap tidak mencukupi, hanya untuk makan saja. Apalagi yang bisa diharapkan darimu?” lain hari akan keluar kata-kata “kamu tidak bisa dipercaya, mengurus rumah tangga saja tidak becus. Apa yang kamu kerjakan di rumah?” kata- kata tadi kelihatannya sederhana saja, namun ketika diucapkan akan terasa berbeda di telinga. Kata-kata tersebut ibarat anak panah yang dihujamkan tepat mengenai dada. Harga diri orang yang menerima kata-kata tersebut dapat hancur lebur, bahkan dianggap sebagai pelecehan atau penghinaan, yang akibat jangka panjangnya dapat membuat trauma. Karena itu, sangat disayangkan bila pelaku pelecehan ini adalah pasangan Anda sendiri.

Terlepas apakah pelecehan tersebut sengaja atau tidak, tapi yang jelas, hal ini akan menimbulkan dampak negatif bagi Anda. Karena tidak ada seorangpun di dunia ini yang rela dihina, apalagi bila hal itu dilakukan oleh seseorang yang Anda kasihi. Terkadang Anda tidak menerima begitu sajaperlakuan itu, terlebih bila dibalik perilaku itu terjadi ternyata mendapat campur tangan pihak ke tiga, seperti : mertua, saudara, atau teman

Dalam menyikapi hal seperti ini, seringkali Anda lepas kendali karena emosilah yang mencuat ke permukaan. Tak jarang malah menimbulkan konflik dan pertengkaran dalam rumah tangga. Relasi Anda dengannya akan memburuk akibat adanya ketegangan dan berkurangnya komunikasi, bahkan respek Anda pada pasangan sedikit demi sedikit akan berkurang. Ujung-ujungnya hal ini dapat mengancam kelangsungan biduk rumah tangga yang tengah Anda armadai bersama.

Hal yang harus diingat, pelecehan secara emosional dapat memberikan efek psikologis yang kurang menguntungkan untuk jangka waktu yang panjang, terlebih lagi bila terjadi berulang ulang. Bila anda menyadari akan bahaya yang mungkin ditimbulkan  oleh pelecehan emosional, terutama dalam keluarga yang terutama dilakukan oleh pasangan, maka and memerlukan suatu cara untuk mengatasi maupen mengantisipasinya.

Kenali Faktor Penyebabnya

Bila dicermati lebih seksama, factor pemicu seseorang kerap melakukan pelecehan emosional pada pasangannya, antara lain karena pengaruh :

1.Kelelahan dan beban pekerjaa

Sehabis bekerja seharian diluar rumah, apalagi dengan setumpuk beban pekerjaan yang seolah tidak pernah ada habisnya, tentu dapat menguras energi atau pemikiran pasngan sehingga menurunkan kemampuan psikisnya. Penurunan itu dapat menjadikan seseorang menjadi sangat sensitive dan tidak rasional. Kelelahan pshikis dan  dan fisik dapat membuat pasangan menjadi mudah tersinggung atau terhadap sesuatu yang tidak sesuai dengan harapannya. Tanpa disadari kejengkelannya terlampiaskan kepada anda.

2. Buruknya Komunikasi

Ada orang yang kurang mampu berkomunikasi dengan baik sehingga apa yang diucapkannya seringkali nlepas kendali tanpa memperhitungkan dampak bagi yang menerima prilakunya tersebut. Padahal sebenarnya dia tidakbermaksud menyudut kan atau melecehkan, hanya sekedar bercanda atau menggoda anda. Namaun apabila anda sedang peka, canda ini terasa sangat melampaui batas.

3.  Ungkapan Perasaan Kecewa

Pelecehan emosional bisa juga terjadi saat pasangan sedng merasa kecewa pada anda. Mungkin dia terlalu banyak tuntutan sehingga anda tidak sanggup memenuhi harapannya. Akibatnya, rasa kecewa ini tersalurkan dalam bentuk pelecehan dalam  bentuk perasaan anda. Kekurangan kecil atau masalah sepele dapat dijadikan alas an untuk menyakiti anda, Sementara dilain pihak, pasangan kurang memperhatikan dan menghargai usaha keras yang telah anda lakuka.

1.      Reaksi Rasa Cemburu

Satu hal lagi yang dapat menjadi factor pemicu munculnya pelecehan emosional yaitu dorongan rasa cemburuyang terjadi akibat perbedaan pendapat, persaingan karier atau kesenjangan penghasilan antara suami istri. Perbedaan ini dapat membuat pasangan bersikap ekstrem, akbibat dirinya merasa tersaingi dan takut kehilangan peran sebagi kepala rumah tangga.

Cara Mengatasi & Antisipasi

Nah…berdasarkan uraian di atas kini Anda sudah cukup memahami factor apa saja yang melatarnalakangi terjadinya pelecehan emosional dalam rumah tangga. Untuk itu Anda juga perlu melakukan pendekatan secara tepat dan efektif untuk mengatasi permsalahan tersebut di atas antara lain :

-          Hindari sikap emosional

Jika anda mengalami perbuatan yang tidak menyenangkan, seperti ini, jangan langsung terpancing emosi. Anda harus lebih bijaksana dan bersedia untuk menahan diri dan menggunakan akal sehat. Sifat yang sama-sama keras dan tinggi akan membawa dampak yang kurang menguntungkan bagi hubungan anda. Sebaiknya Anda mencari tahu apa yang menjadi penyebab pasangan melakukan hal tersebut dan berusaha memahami prilakunya. Anda akan dituntut untuk memahami kebiasaan, watak, sifat, dan perubahan prilaku pasangan. Anda harus tahu betul kapan dia serius dan kapan bermaksud bercanda. Untuk itu, janganlah bosan mempelajari tingkah laku pasangan tercinta anda.

-          Sediakan waktu untuk saling berdiskusi

Untuk menjembatani perbedaan dalam relasi suami isteri, Anda diharapkan pandai mengatur waktu yang tepat untuk berbicara dari hati ke hati dengan pasangan. Jika waktu tersebut telah didapatkan, pergunakan untuk saling berbagi beban dan mengungkapkan ganjalan hati masing-masing serta mencari jalan keluar terbaik darimasalahan tersebut. Ingat saja,  tidak satupun perkawinan yang terbebas dari perbedaan, yang terpenting Anda secara bijaksana dapat mengatasi perbedaan tersebut dengan baik.

-          Memberi perhatian secara personal

Perhatian pribadi ini dapat Anda kembangkan dengan meningkatkan kepekaan dan kepedulian Anda dalam merespon segala kebutuhan, kepentingan, perasaan, dan harapan pasangan. Dengan begitu, dia akan merasa dirinya lebih diperhatikan, dihargai dan dianggap penting. Akibat positifnya, pasangan akan lebih berfikiran rasional sebelum bertindak dan berbuat sesuatu kepada anda.

-          Kembangkan keahlian tertentu

Kalau anda merasa kurang dihargai karena tidak berpenghasilan, maka ada baiknya Anda mulai mengembangkan diri dengan meningkatkan kepekaan dan terus mengali potensi yang ada dalam diri Anda, yang mungkin saja belum Anda ketahui. Percayalah sebenarnya setiap orang memiliki potensi masing-masing. Dan yang terakhir, ingatlah slogan, “tidak ada kata terlambat untuk belajar”.

Pemeriksaan Pranikah

Pemeriksaaan pranikah berguna untuk kepentingan anak yang bakal dilahirkan. Tujuannya, agar tersedia cukup waktu seandainya terdapat suatu keadaan yang perlu disikapi secara serius, selain tentu saja untuk mencegah hal-hal buruk yang mungkin bisa terjadi dalam perkawinan.

A

da beberapa alas an mengapa pemeriksaan pranikah ini perlu dilakukan oleh calon pengantin. Pertama, Anda dan pasangan dating dari latar belakang genetik yang tidak sama. Anda berdua masing-masing membawa “warisan” , selain kondisi fisik, yang mungkin saja mengalami suatu gangguan. Pada beberapa kasus, gangguan tersebut tidak tampak dari luar. Kelihatannya sehat, tetapi setelah diperiksa baru diketahui ada hal-hal yang kurang beres di dalamnya.

Nah di sinilah pentingnya melakukan pemeriksaan pranikah, sebab ada beberapa keadaan fisik atau kejiwaan yang tidak bisa disatukan. Dengan kata lain, setelah menjadi suami istri maka keturunan yang akan lahir dapat beresiko cacat, mewarisi penyakit keturunan atau bahkan tertular penyakit dari orangtuanya. Tapi semua kemungkinan itu dapat diketahui sebelum anda berdua menikah melalui pemeriksaan pranikah.

Alasan kedua  mengapa pemeriksaan perlu dijadikan prioritas dalam rencana persiapan perkawinan, karena bila ternyata ditemui ada gangguan yang perlu ditanggapi secara serius atau diobati maka masih ada cukup waktu untuk memulihkan keadaanya, atau bahkan dirundingkan kembali oleh kedua belah pihak. Contohnya, jika salah satu pihak membawa penyakit turunan yang bisa berakibat buruk pada anak yang akan dilahirkan, seperti beresiko mewarisi penyakit genetik, misalnya penyakit thalassemia. Haemophilia, buta warna atau lainnya. Maka ketika masing-masing pihak sudah mengetahui bahwa keturunannya mungkin tidak sempurna, maka keduanya sudah siap menerima kenyataan seburuk apapun itu.

Waktu yang tepat

Dalam masyarakat kita tradisi melakukan pemeriksaan pranikah memang belum tersosialisasi dengan baik, serta masih dianggap tabu dan sensitif. Maklum, hasil pemeriksaan dianggap dapat menyinggung perasaan calon mertua karena bisa menguak riwayat kesehatan keluarga. Namun sebetulnya akan menjadi awal yang baik jika calon pengantin melakukan pemeriksaan pranikah. Karena dalam diri pihak calon suami atau istri mungkin terdapat berbagi “kekurangan” yang apabila dipadukan dapat berpengaruh buruk terhadap pembuahan yang dihasilkan kelak.

Masalah mungkin akan timbul seandainya hasil pemeriksaan menghadapi kenyataan bahwa salah satu pihak memiliki kelainan, misalnya kelainan darah, yang jika nantinya menghasilkan sebuah kehamilan maka janin akan beresiko cacat atau mengidap kelainan darah. Untuk persoalan seperti ini, mungkin perlu dibuat kesepakatan pranikah (premarital agreement). Misalnya dengan memutuskan tidak memiliki anak kandung jika kecacatan yang diperkirakan bakal terjadi tidak dapat dikoreksi lagi.

Pemeriksaan pranikah ini dapat dilakukan beberapa rumah sakit atau laboratorium klinik yang menawarkan paket-paket khusus yang bisa dipilih oleh calon pengantin. Meskipun biaya yang harus dikeluarkan tidak bisa dibilang murah, namun alangkah bijaksana bila semua ini bisa dimasukan ke dalam anggaran pernikahan.

Yang perlu diwaspadai

Disamping itu, diperlukan rujukan dan bantuan dokter ahli untuk membaca hasilnya serta memberikan nasihat apa saja yang sekiranya perlu dilakukan bila ternyata terdapat hasil yang kurang normal. Dokter juga harus melakukan pemeriksaan fisik terhadap calon pengantin wanita apakah dia mengidap kelainan pada organ reproduksinya atau tidak. Seperti apakah ada tumor rahim, tumor indung telur, endometriosis, TBC paru-paru, kelainan jantung atau asma, sehingga masih ada waktu untuk mengobati sebelum sang wanita terlanjur hamil nantinya.

Penyakit-penyakit tersebut perlu diwaspadai karena dapat berpengaruh terhadap kemungkinan untuk hamil, mengganggu kehamilan itu sendiri, atau menimbulkan komplikasi pada saat melahirkan yang akan berpengaruh terhadap kondisi bayi yang akan dilahirkan. Jika tumor rahim atau indung telur sudah diketahui sebelum menikah maka bisa dilakukan tindakan koreksi agar tidak mengganggu keadaan janin yang dikandung. Begitu juga endometriosis yang di atasi sebelum menikah maka akan membuka peluang sang wanita segera hamil setelah menikah.

Wapadai pula bila caon istri sering merasakan anyang-anyangan pada bagian perutnya, sebeb bisa berarti dia menderita infeksi saluran kemih. Keadaan ini kerap dialami oleh banyak wanita yang memang lebih mudah terinfeksi penyakit ini. Penyebabnya bisa karena keadaan yang kurang bersih, misalnya saat membuang hajat ditempat-tempat umum keadaan air yang tidak bersih atau kurang bisa menjaga kebersihan ketika sedang menstruasi. Jika penyakit ini tidak disembuhkan dengan tuntas, maka sehabis malam pengantin biasanya penyakit ini akan kambuh lagi.

Wanita yang sering mengalami keputihan juga harus segera diobati sesuai dengan penyebabnya, sebelum menikah. Keputihan yang tidak diobati secra serius dapat bertambah parah dan menulari pasangannya, termasuk juga berpengaruh pada kehamilan dan jenis kelamin anak yang bakal dikandung. Keputihan membuat keadaan vagina lebih asam sehingga dapat mematikan spermatozoa pembuat bayi laki-laki.

Jenis pemeriksaan

Satu lagi hal penting dan perlu dilakukan adalah pemeriksaan untuk penyakit toxoplasma , campak jerman, cytomegallo virus dan herpes simplex atau yang sering disebut penyakit TORCH. Pemeriksaan untuk keempat penyakit ini hanya untuk calon istri.

Pemeriksaan TORCH ini sangat penting karena jika diidap selagi hamil maka akan menghasilkan anak yang cacat jantung, otak, tuli, atau kepala berukuran besar (hydrocepalus), dan kecacatan ini tidak mungkin diperbaiki lagi. Namun jika ada pemeriksaan yang luput dilakukan, sekarang dengan pemeriksaan air ketuban secara lebih dini atau kurang dari kehamilan 12 minggu sudah dapat diketahui apakah anak yang dikandung akan cacat atau tidak.

Pemeriksaan lain yang perlu dilakukan oleh calon pengantin yaitu pemeriksaan darah untuk penyakit menular seksual. Dari pemeriksaan ini dapat terungkap apakah calon suami atau isteri mengidap suatu penyakit kelamin atau hanya pernah ada riwayat dan sekarang sudah tidak sktif lagi. Pemeriksaan hepatitis B juga perlu dilakukan agar jika ada salah satu pihak yang positif tidak sampai menulari pasangannya.

Hal sensitive lainnya adalah masalah keperawanan (virginity), yang sampai sekarang masih saja menjadi urusan dilematis pasangan baru menikah. Tidak semua suami rela menerima keadaan istri tidak “suci” lagi pada malam pertama mereka. Bagi calon istri yang sudah terlanjur tidak gadis saat menikah, dengan pria yang bukan menjadi suaminya, tentu saja hal ini akan menjadi dilema dan menjadi masalah tersendiri. Ibaratnya mau mengaku pada pasangan, takut diputuskan bahkan pernikahan terancam gagal. Tetapi bila tidak mengaku tetap akan diketahui saat melewati malam pertama. Namun jika keadaan ini terjadi bukan karena bukan kontak fisik dengan lawan jenis, tapi pernah memiliki riwayt mengeluarkan darah dari vagina sehabis beraktifitas fisik, olahraga melompat, menunggang kuda atau pernah jatuh terduduk, maka perlu dipertimbangkan melakukan visum et repertum begitu cedera selaput dara ini terjadi.