Rabu, 18 Februari 2009

Pemeriksaan Pranikah

Pemeriksaaan pranikah berguna untuk kepentingan anak yang bakal dilahirkan. Tujuannya, agar tersedia cukup waktu seandainya terdapat suatu keadaan yang perlu disikapi secara serius, selain tentu saja untuk mencegah hal-hal buruk yang mungkin bisa terjadi dalam perkawinan.

A

da beberapa alas an mengapa pemeriksaan pranikah ini perlu dilakukan oleh calon pengantin. Pertama, Anda dan pasangan dating dari latar belakang genetik yang tidak sama. Anda berdua masing-masing membawa “warisan” , selain kondisi fisik, yang mungkin saja mengalami suatu gangguan. Pada beberapa kasus, gangguan tersebut tidak tampak dari luar. Kelihatannya sehat, tetapi setelah diperiksa baru diketahui ada hal-hal yang kurang beres di dalamnya.

Nah di sinilah pentingnya melakukan pemeriksaan pranikah, sebab ada beberapa keadaan fisik atau kejiwaan yang tidak bisa disatukan. Dengan kata lain, setelah menjadi suami istri maka keturunan yang akan lahir dapat beresiko cacat, mewarisi penyakit keturunan atau bahkan tertular penyakit dari orangtuanya. Tapi semua kemungkinan itu dapat diketahui sebelum anda berdua menikah melalui pemeriksaan pranikah.

Alasan kedua  mengapa pemeriksaan perlu dijadikan prioritas dalam rencana persiapan perkawinan, karena bila ternyata ditemui ada gangguan yang perlu ditanggapi secara serius atau diobati maka masih ada cukup waktu untuk memulihkan keadaanya, atau bahkan dirundingkan kembali oleh kedua belah pihak. Contohnya, jika salah satu pihak membawa penyakit turunan yang bisa berakibat buruk pada anak yang akan dilahirkan, seperti beresiko mewarisi penyakit genetik, misalnya penyakit thalassemia. Haemophilia, buta warna atau lainnya. Maka ketika masing-masing pihak sudah mengetahui bahwa keturunannya mungkin tidak sempurna, maka keduanya sudah siap menerima kenyataan seburuk apapun itu.

Waktu yang tepat

Dalam masyarakat kita tradisi melakukan pemeriksaan pranikah memang belum tersosialisasi dengan baik, serta masih dianggap tabu dan sensitif. Maklum, hasil pemeriksaan dianggap dapat menyinggung perasaan calon mertua karena bisa menguak riwayat kesehatan keluarga. Namun sebetulnya akan menjadi awal yang baik jika calon pengantin melakukan pemeriksaan pranikah. Karena dalam diri pihak calon suami atau istri mungkin terdapat berbagi “kekurangan” yang apabila dipadukan dapat berpengaruh buruk terhadap pembuahan yang dihasilkan kelak.

Masalah mungkin akan timbul seandainya hasil pemeriksaan menghadapi kenyataan bahwa salah satu pihak memiliki kelainan, misalnya kelainan darah, yang jika nantinya menghasilkan sebuah kehamilan maka janin akan beresiko cacat atau mengidap kelainan darah. Untuk persoalan seperti ini, mungkin perlu dibuat kesepakatan pranikah (premarital agreement). Misalnya dengan memutuskan tidak memiliki anak kandung jika kecacatan yang diperkirakan bakal terjadi tidak dapat dikoreksi lagi.

Pemeriksaan pranikah ini dapat dilakukan beberapa rumah sakit atau laboratorium klinik yang menawarkan paket-paket khusus yang bisa dipilih oleh calon pengantin. Meskipun biaya yang harus dikeluarkan tidak bisa dibilang murah, namun alangkah bijaksana bila semua ini bisa dimasukan ke dalam anggaran pernikahan.

Yang perlu diwaspadai

Disamping itu, diperlukan rujukan dan bantuan dokter ahli untuk membaca hasilnya serta memberikan nasihat apa saja yang sekiranya perlu dilakukan bila ternyata terdapat hasil yang kurang normal. Dokter juga harus melakukan pemeriksaan fisik terhadap calon pengantin wanita apakah dia mengidap kelainan pada organ reproduksinya atau tidak. Seperti apakah ada tumor rahim, tumor indung telur, endometriosis, TBC paru-paru, kelainan jantung atau asma, sehingga masih ada waktu untuk mengobati sebelum sang wanita terlanjur hamil nantinya.

Penyakit-penyakit tersebut perlu diwaspadai karena dapat berpengaruh terhadap kemungkinan untuk hamil, mengganggu kehamilan itu sendiri, atau menimbulkan komplikasi pada saat melahirkan yang akan berpengaruh terhadap kondisi bayi yang akan dilahirkan. Jika tumor rahim atau indung telur sudah diketahui sebelum menikah maka bisa dilakukan tindakan koreksi agar tidak mengganggu keadaan janin yang dikandung. Begitu juga endometriosis yang di atasi sebelum menikah maka akan membuka peluang sang wanita segera hamil setelah menikah.

Wapadai pula bila caon istri sering merasakan anyang-anyangan pada bagian perutnya, sebeb bisa berarti dia menderita infeksi saluran kemih. Keadaan ini kerap dialami oleh banyak wanita yang memang lebih mudah terinfeksi penyakit ini. Penyebabnya bisa karena keadaan yang kurang bersih, misalnya saat membuang hajat ditempat-tempat umum keadaan air yang tidak bersih atau kurang bisa menjaga kebersihan ketika sedang menstruasi. Jika penyakit ini tidak disembuhkan dengan tuntas, maka sehabis malam pengantin biasanya penyakit ini akan kambuh lagi.

Wanita yang sering mengalami keputihan juga harus segera diobati sesuai dengan penyebabnya, sebelum menikah. Keputihan yang tidak diobati secra serius dapat bertambah parah dan menulari pasangannya, termasuk juga berpengaruh pada kehamilan dan jenis kelamin anak yang bakal dikandung. Keputihan membuat keadaan vagina lebih asam sehingga dapat mematikan spermatozoa pembuat bayi laki-laki.

Jenis pemeriksaan

Satu lagi hal penting dan perlu dilakukan adalah pemeriksaan untuk penyakit toxoplasma , campak jerman, cytomegallo virus dan herpes simplex atau yang sering disebut penyakit TORCH. Pemeriksaan untuk keempat penyakit ini hanya untuk calon istri.

Pemeriksaan TORCH ini sangat penting karena jika diidap selagi hamil maka akan menghasilkan anak yang cacat jantung, otak, tuli, atau kepala berukuran besar (hydrocepalus), dan kecacatan ini tidak mungkin diperbaiki lagi. Namun jika ada pemeriksaan yang luput dilakukan, sekarang dengan pemeriksaan air ketuban secara lebih dini atau kurang dari kehamilan 12 minggu sudah dapat diketahui apakah anak yang dikandung akan cacat atau tidak.

Pemeriksaan lain yang perlu dilakukan oleh calon pengantin yaitu pemeriksaan darah untuk penyakit menular seksual. Dari pemeriksaan ini dapat terungkap apakah calon suami atau isteri mengidap suatu penyakit kelamin atau hanya pernah ada riwayat dan sekarang sudah tidak sktif lagi. Pemeriksaan hepatitis B juga perlu dilakukan agar jika ada salah satu pihak yang positif tidak sampai menulari pasangannya.

Hal sensitive lainnya adalah masalah keperawanan (virginity), yang sampai sekarang masih saja menjadi urusan dilematis pasangan baru menikah. Tidak semua suami rela menerima keadaan istri tidak “suci” lagi pada malam pertama mereka. Bagi calon istri yang sudah terlanjur tidak gadis saat menikah, dengan pria yang bukan menjadi suaminya, tentu saja hal ini akan menjadi dilema dan menjadi masalah tersendiri. Ibaratnya mau mengaku pada pasangan, takut diputuskan bahkan pernikahan terancam gagal. Tetapi bila tidak mengaku tetap akan diketahui saat melewati malam pertama. Namun jika keadaan ini terjadi bukan karena bukan kontak fisik dengan lawan jenis, tapi pernah memiliki riwayt mengeluarkan darah dari vagina sehabis beraktifitas fisik, olahraga melompat, menunggang kuda atau pernah jatuh terduduk, maka perlu dipertimbangkan melakukan visum et repertum begitu cedera selaput dara ini terjadi.

Tidak ada komentar: